Peran BPDPKS untuk Petani Sawit Indonesia

19 April, 2019 Written by dewi Tagged as:

sawit 002

 

Bisnistoday- Pernahkah anda mendengar kata Emas Hijau? Aneh pastinya ya. Karena selama ini yang kita tau hanya emas berwarna kuning dan Putih. Emas hijau selama ini disematkan untuk sebutan lain dari Kelapa sawit. Kenapa harus ada kata emas? Karena kelapa sawit memiliki nilai dan manfaat serta produk turunan yang dihasilkan sangat luar biasa.

Memiliki nama ilmiah Elaeis, kelapa sawit secara ekonomi menjadi komoditas ekspor nonmigas yang paling banyak menghasilkan devisa bagi Indonesia. Ketergantungan masyarakat akan kelapa sawit sendiri sangat tinggi. Tak cuma didalam negeri, hampir seluruh negara di dunia termasuk Uni Eropa yang kini mengembargo kelapa sawit dari Indonesia.

Hal inilah yang dikemukakan oleh Rusman Heryawan, Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di acara pembekalan materi sawit di Jakarta, 15/04/19.

“Meski berkali-kali melakukan kampanye hitam, tetap saja warga di Eropa masih butuh sawit. Saya pikir orang-orang Eropa itu benci tapi rindu kepada sawit kita, karena membuat kampanye hitam tetapi satu sisi mereka bergantung pada kelapa sawit yang dipakai untuk food,” ujar Rusman.

Untuk luas perkebunan sawit di tanah air sendiri, Rusman mengemukakan saat ini total luas ada 12 juta hektar yang tersebar di tanah air. “Saat ini perkebunan sawit di Indonesia terbagi menjadi tiga, yakni perkebunan sawit yang dimiliki oleh negara dalam hal ini PTPN dengan luas 1 juta hektar, kedua perkebunan sawit milik swasta dengan luas 6 juta hektar, dan ketiga perkebunan milik warga atau penduduk dengan luas 5 juta hektar,” ujar Rusman.

Tidak hanya itu, lanjut Rusman, ada setidaknya 4 juta petani yang terlibat langsung di kelapa sawit ini. Untuk perkebunan swasta sendiri tergabung dalam Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

BPDPKS dibawah naungan Kementerian Keuangan RI memiliki peran penting bagi petani sawit Indonesia. Hal ini tertuang dalam visinya, yakni :
1. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) terutama petani. Pengembangan disini lebih kepada pemberian pelatihan-pelatihan ke para petani. Karena kelapa sawit harus berkelanjutan.
2. Mendorong riset dan pengembangan sawit. Kegiatan pengembangan SDM sawit dimulai dari tahun 2016.
3. Promosi sawit. Pemberitaan yang menyudutkan kelapa sawit sebagai tanaman yang merusak lingkungan, membutuhkan air banyak dan lain sebagainya harus diluruskan dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan seperti ini ke media.
4. Peremajaan pohon kelapa sawit khususnya yang dimiliki oleh rakyat.
5. Mendukung sarana dan prasarana perkebunan rakyat, misalnya jalan-jalan dan melihat secara langsung perkebunan sawit rakyat mulai dari akses menuju perkebunan sawit dll. Dewi

  • Tags